10 October 2025

Kesenjangan Rantai Pasok Masih Jadi Tantangan, Industri Didorong Perkuat Sinergi Lintas Sektor

News Detail

JAKARTA – Kesenjangan dalam rantai pasok masih menjadi tantangan besar bagi industri Indonesia, terutama di sektor pangan, logistik, dan hospitality. 

Fragmentasi antar pelaku usaha, keterbatasan infrastruktur pendingin, serta belum optimalnya integrasi teknologi membuat efisiensi distribusi nasional tertinggal dibanding negara lain di kawasan.

Persoalan tersebut menjadi fokus dalam diskusi pembuka rangkaian pameran International Indonesia Seafood & Meat (IISM) Expo, Indonesia Cold Chain Expo, dan Smart Logistics & Supply Chain Expo di Tangerang, Rabu (8/10/2025).


Forum ini mempertemukan pelaku utama dari sektor pangan, logistik, dan hospitality untuk membahas solusi membangun rantai pasok terpadu dari hulu ke hilir.

Direktur PT Wahana Kemalaniaga Makmur (Wakeni), Sofianto Widjaja, menyebut keterhubungan antara sektor pangan dan logistik kini semakin strategis.

“Indonesia memiliki potensi besar sebagai pemasok pangan global, namun banyak hasil produksi yang belum mencapai pasar dengan efisien karena rantai pasok yang terputus di tengah,” ujarnya.

Menurut Sofianto, memperkuat rantai pasok tidak cukup hanya dengan membangun fasilitas pendingin dan pergudangan, tetapi juga kolaborasi dengan sektor hospitality dan HoReCa (hotel, restoran, kafe) sebagai ujung rantai konsumsi.

Pendekatan “farm-to-retail” diharapkan dapat menciptakan efisiensi baru dan memperkuat daya saing industri nasional.

Presiden Indonesian Chef Association (ICA), Susanto, menilai integrasi lintas sektor dapat memperkuat standar layanan dan efisiensi industri kuliner.

“Kolaborasi antara chef, pemasok, dan teknologi adalah kunci menjaga kualitas dan inovasi di tengah tekanan rantai pasok global,” katanya.

Tejo Mulyono dari Perkumpulan Pelaku Logistik Indonesia (PPLI) menekankan pentingnya digitalisasi rantai pasok untuk memastikan efisiensi dan ketepatan waktu distribusi. 

“Kita perlu membangun sistem logistik cerdas yang mampu memantau kondisi produk secara real time dan mengurangi risiko kerugian di perjalanan,” ujarnya.

Lebih dari sekadar efisiensi bisnis, integrasi lintas sektor ini juga dinilai memiliki peran strategis dalam menjaga ketahanan pangan nasional.

Sistem logistik yang terhubung dengan baik dapat mengurangi pemborosan, menjaga kualitas produk, serta memperkuat daya saing ekspor di tengah pergeseran rantai pasok Asia Pasifik yang menuntut keberlanjutan dan kecepatan operasional.

Meski arah integrasi sudah jelas, tantangan tetap besar. Digitalisasi masih terbatas di perusahaan besar, sementara UMKM sering tertinggal karena minim akses teknologi dan pendanaan.

Karena itu, forum seperti ini diharapkan dapat menjadi ruang kolaborasi antara pelaku besar dan kecil, produsen dan inovator, dalam membangun rantai pasok yang inklusif dan tangguh.

Rangkaian pameran industri 2026 mendatang akan digelar di Nusantara International Convention Exhibition (NICE) PIK 2, Jakarta Utara, yang diproyeksikan menjadi pusat bisnis dan pameran berskala internasional.

"Event ini akan menjadi momentum penting untuk memperkuat kolaborasi industri nasional menuju ekosistem rantai pasok terpadu dan berdaya saing global," kata Sofianto.

Source: Tribunnews

Copied to clipboard

Intro 2

Stay Ahead in
Indonesia's F&B
Industry

Get the latest news, trends, and event updates delivered to your inbox.